Palembang, Kompas
Sebanyak 25 guru SD Harapan Mulia, Palembang, Sumatera Selatan, mogok mengajar, Selasa (12/8). Mereka menuntut peningkatan kesejahteraan melalui pemberian gaji bulanan yang setara dengan upah minimun regional di Sumsel.
Salah satu guru SD Harapan Mulia yang enggan disebut namanya mengatakan, selama ini pihak sekolah dan yayasan belum maksimal dalam memerhatikan kesejahteraan guru. Gaji sejumlah guru SD Harapan Mulia masih di bawah upah minimun regional (UMR). ”Padahal, di Kota Palembang, sekolah ini tergolong elite dan fevorit. Kami menuntut perbaikan gaji guru, tetapi tidak direspons. Makanya, kami mogok saja,” katanya.
Selama ini rata-rata gaji guru yang mogok mengajar itu Rp. 600.000 per bulan. Kemarin mereka menuntut kenaikan gaji lebih dari Rp. 700.000 per bulan. UMR saat ini adalah Rp. 743.000.
Pantauan Kompas, aktivitas belajar mengajar di SD tersebut agak terganggu akibat pemogokan itu. Kompleks sekolah dijaga ketat oleh petugas satuan pengamanan (satpam) sehingga orang luar tidak bisa masuk tanpa izin.
Di tengah mogok mengajar tersebut, terjadi tindakan yang kurang menyenangkan dari Kepala SD Harapan Mulia, Syafruddin, dan petugas satpam terhadap wartawan harian Sriwijaya Post, Dewi. Ia diminta ke luar kompleks sekolah secara kasar.
Hal ini langsung dilaporkan sejumlah wartawan ke Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang, Aidin.
Menanggapi laporan itu, Aidin, yang kantornya bersebelahan dengan SD Harapan Mulia, segera memanggil Syafruddin. Namun, tidak ada putusan berarti dari Aidin. ”Saya bisa memakluminya. Mungkin karena keduanya sama-sama panik,” kata Aidin kepada pers. [Oni]
.: dkliping dari koran Kompas, 13 Agustus 2008 :.
Sebanyak 25 guru SD Harapan Mulia, Palembang, Sumatera Selatan, mogok mengajar, Selasa (12/8). Mereka menuntut peningkatan kesejahteraan melalui pemberian gaji bulanan yang setara dengan upah minimun regional di Sumsel.
Salah satu guru SD Harapan Mulia yang enggan disebut namanya mengatakan, selama ini pihak sekolah dan yayasan belum maksimal dalam memerhatikan kesejahteraan guru. Gaji sejumlah guru SD Harapan Mulia masih di bawah upah minimun regional (UMR). ”Padahal, di Kota Palembang, sekolah ini tergolong elite dan fevorit. Kami menuntut perbaikan gaji guru, tetapi tidak direspons. Makanya, kami mogok saja,” katanya.
Selama ini rata-rata gaji guru yang mogok mengajar itu Rp. 600.000 per bulan. Kemarin mereka menuntut kenaikan gaji lebih dari Rp. 700.000 per bulan. UMR saat ini adalah Rp. 743.000.
Pantauan Kompas, aktivitas belajar mengajar di SD tersebut agak terganggu akibat pemogokan itu. Kompleks sekolah dijaga ketat oleh petugas satuan pengamanan (satpam) sehingga orang luar tidak bisa masuk tanpa izin.
Di tengah mogok mengajar tersebut, terjadi tindakan yang kurang menyenangkan dari Kepala SD Harapan Mulia, Syafruddin, dan petugas satpam terhadap wartawan harian Sriwijaya Post, Dewi. Ia diminta ke luar kompleks sekolah secara kasar.
Hal ini langsung dilaporkan sejumlah wartawan ke Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang, Aidin.
Menanggapi laporan itu, Aidin, yang kantornya bersebelahan dengan SD Harapan Mulia, segera memanggil Syafruddin. Namun, tidak ada putusan berarti dari Aidin. ”Saya bisa memakluminya. Mungkin karena keduanya sama-sama panik,” kata Aidin kepada pers. [Oni]
.: dkliping dari koran Kompas, 13 Agustus 2008 :.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar